Perasaan Fitrah Maulana Usai Debut Dengan Persib. Debut manis Fitrah Maulana sebagai kiper Persib Bandung langsung jadi cerita hangat di Super League 2025/2026. Pemain muda berusia 19 tahun itu tampil starter saat Maung Bandung kalahkan Borneo FC 3-1 di laga tunda pekan kelima, Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jumat 5 Desember 2025 malam WIB. Menggantikan Teja Paku Alam yang absen cedera, Fitrah bantu tim comeback setelah tertinggal duluan lewat gol Joel Vinicius menit ke-18. Ramon Tanque samakan skor menit 40, Federico Barba unggul 2-1 menit 50, dan Saddil Ramdani tutup kemenangan di injury time menit 90+6. Kemenangan ini angkat Persib ke posisi ketiga klasemen dengan 28 poin dari 12 laga, selisih tiga poin dari pemuncak Borneo. Bagi Fitrah, jebolan akademi Persib sejak usia 10 tahun, momen ini penuh emosi—ia akui gugup tapi bahagia, sambil persembahkan hasil untuk ibu dan calon istri. INFO SLOT
Latar Belakang dan Perjalanan Fitrah ke Debut: Perasaan Fitrah Maulana Usai Debut Dengan Persib
Fitrah Maulana Ridwan lahir di Bandung 24 Mei 2006, bergabung akademi Persib sejak kecil dan promosi ke tim senior musim lalu. Sebelumnya, ia dapat panggilan Timnas U-20 di bawah Indra Sjafri, termasuk Piala Asia U-20 2025, di mana ia catat clean sheet lawan Australia. Kontrak profesional pertamanya musim ini tak langsung dapat menit, karena Teja dan Adam Przybek kuasai posisi utama. Pelatih Bojan Hodak pilih Fitrah starter di laga krusial ini untuk tes kedalaman skuad, terutama pasca-jadwal padat termasuk uji coba internasional. Di konferensi pers pasca-laga, Hodak puji: “Fitrah dan pemain muda lain seperti Nazriel main luar biasa, bayar kepercayaan kami.” Debut ini jadi milestone bagi regenerasi Persib, yang musim ini andalkan talenta lokal untuk pertahankan gelar juara.
Perasaan Campur Aduk Fitrah Saat Turun Lapangan: Perasaan Fitrah Maulana Usai Debut Dengan Persib
Fitrah tak sembunyikan emosi usai laga. “Saya sempat grogi, apalagi ini debut di kandang dengan banyak Bobotoh,” akunya dengan suara bergetar di sesi media. Tekanan datang dari status Borneo sebagai pemuncak klasemen, yang hanya kalah sekali sepanjang musim, plus sorak suporter yang bikin GBLA bergemuruh. Tapi, ia bilang momen itu terasa menyenangkan—mimpi masa kecilnya terwujud setelah bertahun-tahun latihan keras. “Ini yang saya impikan sejak kecil, main untuk Persib dan bantu tim menang,” tambahnya. Gugup awal laga hilang setelah tim comeback; ia catat tiga save krusial, termasuk blok tembakan Mariano Peralta menit 65. Fitrah persembahkan kemenangan untuk ibu yang selalu dukung karirnya, dan calon istri yang tunggu di rumah. Respons Bobotoh positif: ribuan komentar dukung di media sosial, sebut ia “kiper masa depan Maung Bandung.”
Performa Debut dan Pujian dari Pelatih
Di lapangan, Fitrah tampil solid meski debut. Ia kuasai area penalti dengan baik, distribusi bola akurat 78 persen, dan tak kebobolan setelah gol awal—bantu tim kuasai penguasaan bola 52 persen babak kedua. Hodak beri apresiasi khusus: “Keseluruhan tim main bagus, tapi Fitrah luar biasa untuk pemula. Ia tenang dan bantu bangun serangan dari belakang.” Ini selaras strategi Hodak yang fokus rotasi muda untuk hindari kelelahan, terutama jelang laga berikutnya lawan Dewa United. Rekan setim seperti Marc Klok puji: “Fitrah beri kami rasa aman di belakang.” Debut ini bukti Persib sukses bangun talenta internal; Fitrah kini kandidat rotasi reguler, terutama jika Teja butuh istirahat. Tren positif ini angkat moral skuad, yang kini tak terkalahkan dalam lima laga terakhir.
Kesimpulan
Debut Fitrah Maulana usai kalahkan Borneo FC jadi momen tak terlupakan, di mana perasaan gugup campur bahagia ubah jadi motivasi besar untuk karirnya di Persib. Dengan usia 19 tahun, ia bukti regenerasi sukses Maung Bandung, bantu tim dekati puncak klasemen dan janjikan masa depan cerah. Pujian Hodak dan dukungan Bobotoh tambah percaya diri Fitrah, yang siap rebut posisi utama. Kemenangan 3-1 ini tak hanya tambah poin, tapi juga cerita inspiratif: mimpi anak lokal terwujud di GBLA. Persib punya aset berharga; waktunya Fitrah tunjukkan konsistensi untuk gelar kedua berturut-turut.