Siapakah Negara Tercupu Dalam Dunia Sepak Bola. Sepak bola adalah olahraga yang menyatukan miliaran penggemar di seluruh dunia, dengan peringkat FIFA menjadi indikator utama untuk menilai performa tim nasional berdasarkan hasil pertandingan internasional. Namun, di sisi lain spektrum, ada negara-negara yang berada di peringkat terbawah, sering disebut sebagai “tercupu” dalam konteks performa sepak bola internasional. Hingga Juni 2025, berdasarkan pembaruan peringkat FIFA terbaru, San Marino, sebuah negara kecil di Eropa, menempati posisi terbawah di peringkat 210 dengan poin 732,07. Artikel ini akan mengulas mengapa San Marino dianggap sebagai negara dengan performa sepak bola terlemah, faktor-faktor yang menyebabkan posisi ini, serta konteks lebih luas tentang tantangan negara-negara kecil di kancah sepak bola global, dengan perspektif hingga pertengahan 2025.
San Marino: Negara di Peringkat Terbawah FIFA
San Marino, sebuah enklave kecil di dalam wilayah Italia dengan populasi sekitar 33.000 jiwa, secara konsisten berada di dasar peringkat FIFA sejak sistem ini diperkenalkan pada 1992. Pada pembaruan peringkat FIFA April 2025, San Marino tetap di posisi 210, di bawah negara-negara seperti Tonga dan Kepulauan Virgin Britania. Dengan hanya satu kemenangan resmi dalam sejarah mereka—melawan Liechtenstein pada 2004 dengan skor 1-0—San Marino sering menjadi bahan candaan di kalangan penggemar sepak bola. Namun, status ini bukan semata-mata karena kurangnya kemampuan, melainkan mencerminkan tantangan struktural yang dihadapi negara kecil.
Faktor Penyebab Peringkat Rendah San Marino
Populasi Kecil dan Keterbatasan Pemain
Dengan populasi yang sangat kecil, San Marino kesulitan membentuk tim nasional yang kompetitif. Mayoritas pemain tim nasional mereka adalah amatir, bekerja sebagai pegawai bank, guru, atau pekerja kantoran, bukan atlet profesional. Berbeda dengan negara-negara besar seperti Brasil atau Jerman, yang memiliki jutaan pemain potensial, San Marino hanya memiliki ratusan pemain terdaftar. Hal ini membatasi kedalaman skuad dan kemampuan untuk mengembangkan talenta kelas dunia.
Infrastruktur dan Pendanaan Terbatas
San Marino kekurangan infrastruktur olahraga modern, seperti akademi sepak bola atau fasilitas pelatihan canggih. Anggaran untuk sepak bola juga sangat terbatas, mengingat perekonomian negara yang kecil. Sebagian besar dana dialokasikan untuk kebutuhan dasar seperti transportasi tim untuk pertandingan internasional, bukan untuk pengembangan jangka panjang. Hal ini kontras dengan negara-negara seperti Argentina, yang memiliki sistem akademi yang kuat dan pendanaan besar dari sponsor.
Persaingan di UEFA yang Ketat
Sebagai anggota UEFA, San Marino bersaing dengan raksasa sepak bola seperti Jerman, Spanyol, dan Inggris di kualifikasi Piala Dunia dan Euro. Kekalahan besar, seperti 0-13 melawan Jerman pada 2006, sering terjadi, yang berdampak negatif pada poin FIFA mereka. Sistem poin FIFA, yang menggunakan metode Elo sejak 2018, memberikan penalti besar untuk kekalahan melawan tim peringkat tinggi, membuat San Marino sulit naik peringkat meskipun menang melawan tim selevel.
Konteks Global: Negara-Negara Kecil Lainnya: Siapakah Negara Tercupu Dalam Dunia Sepak Bola
San Marino bukan satu-satunya negara yang berjuang di peringkat bawah. Negara-negara seperti Tonga (peringkat 209), Kepulauan Virgin Britania (208), dan Anguilla (207) juga menghadapi tantangan serupa: populasi kecil, kurangnya fasilitas, dan minimnya pengalaman kompetitif. Di wilayah OFC (Oseania), kecuali Selandia Baru, banyak tim nasional kesulitan bersaing karena isolasi geografis dan kurangnya kompetisi regional yang kompetitif. Di Asia, Bhutan (peringkat 184) dan Timor Leste (peringkat 191) juga menghadapi kendala serupa, meskipun Timor Leste menunjukkan kemajuan dengan kemenangan di kualifikasi Piala Asia.
Indonesia, sebagai perbandingan, berada di peringkat 133 pada Juli 2024, menunjukkan kemajuan signifikan di bawah pelatih Shin Tae-yong. Meski jauh dari papan atas, Indonesia telah menunjukkan potensi untuk naik ke 100 besar, sesuatu yang sulit dicapai oleh San Marino karena keterbatasan struktural.
Dampak dan Perspektif: Siapakah Negara Tercupu Dalam Dunia Sepak Bola
Meskipun dianggap “tercupu,” San Marino tetap berpartisipasi dalam setiap kualifikasi Piala Dunia dan Euro, menunjukkan semangat sportivitas. Kekalahan besar mereka sering menjadi hiburan bagi penggemar, tetapi juga menyoroti pentingnya inklusivitas dalam sepak bola. FIFA mempertahankan sistem peringkat yang mencakup semua anggota, dari Argentina hingga San Marino, untuk memastikan setiap negara memiliki kesempatan bersaing, meskipun peluang menang sangat kecil.
Kritik terhadap sistem peringkat FIFA juga relevan. Kelipatan regional membuat tim dari konfederasi seperti UEFA dan CONMEBOL memiliki keunggulan poin dibandingkan AFC atau OFC, yang memperburuk posisi negara-negara kecil. Namun, San Marino tetap menjadi simbol ketangguhan, bermain demi kebanggaan nasional meskipun peluang menang hampir nol. Hingga 2025, mereka terus berusaha, dengan harapan mencatatkan kemenangan kedua dalam sejarah mereka.
Kesimpulan: Siapakah Negara Tercupu Dalam Dunia Sepak Bola
San Marino, dengan peringkat FIFA 210 dan poin 732,07 pada 2025, dianggap sebagai negara “tercupu” dalam sepak bola dunia karena keterbatasan populasi, infrastruktur, dan persaingan ketat di UEFA. Faktor-faktor seperti jumlah pemain yang minim, kurangnya pendanaan, dan sistem poin FIFA yang menantang membuat mereka sulit bersaing. Namun, keberadaan mereka di kancah internasional menunjukkan semangat sepak bola yang inklusif, di mana setiap negara, sekecil apa pun, memiliki tempat. Dibandingkan dengan negara-negara seperti Indonesia, yang menunjukkan kemajuan, San Marino menghadapi tantangan yang jauh lebih besar. Meski sering menjadi bahan candaan, dedikasi mereka untuk terus bermain adalah pengingat bahwa sepak bola bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang semangat dan kebersamaan. Hingga 2025, San Marino tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita sepak bola global, meskipun berada di dasar peringkat.