Iñaki Williams, Loyalitas Sang Bintang Athletic Bilbao. Di tengah dunia sepak bola modern yang dipenuhi oleh perpindahan pemain dengan nilai transfer fantastis, nama Iñaki Williams menjadi simbol loyalitas dan konsistensi. Lahir pada 15 Juni 1994 di Bilbao, Spanyol, dari orang tua berdarah Ghana, Williams ini tumbuh besar dalam atmosfer budaya Basque dan sepak bola yang sangat kental. Sejak menembus tim utama Athletic Bilbao pada tahun 2014, ia menjelma menjadi ikon klub yang membela satu panji ini sepanjang karier profesionalnya.
Awal Karier dan Debut Impresif
Iñaki memulai kariernya di tim muda CD Pamplona sebelum mulai bergabung akademi Lezama milik Athletic Bilbao. Setelah menembus tim cadangan (Bilbao Athletic), ia berhasil mendapatkan debut di tim utama pada Desember 2014. Hanya dalam waktu singkat saja, Iñaki Williams menarik perhatian karena kecepatannya, determinasi tinggi, serta kemampuan bermain di berbagai posisi menyerang.
Gol pertamanya ini sendiri datang saat menghadapi Torino di Liga Europa, menjadikannya pemain kulit hitam pertama yang mencetak gol untuk Athletic Bilbao dan ini sebuah pencapaian yang sangat penting sekali mengingat sejarah dan kebijakan klub yang hanya merekrut pemain berdarah Basque.
Rekor dan Konsistensi
Salah satu hal menakjubkan dari karier Iñaki Williams adalah rekor pertandingan beruntun di La Liga. Pada Oktober 2021, ia berhasil mencatatkan 203 pertandingan berturut-turut tanpa absen dan rekor terpanjang dalam sejarah kompetisi. Rekor ini merupakan bukti fisik dan mentalnya yang tangguh.
Iñaki Williams ini dikenal sebagai pemain yang sangat jarang mengalami cedera, bahkan ketika sering digunakan dalam pertandingan dengan intensitas yang sangat tinggi. Ia juga tak hanya sekadar hadir, akan tetapi juga berkontribusi dalam banyak kemenangan dan momen penting bagi klub Los Leones.
Gaya Bermain dan Peran di Tim
Berposisi sebagai sosok penyerang atau winger kanan, Iñaki Williams dikenal dengan kecepatannya, kemampuan menggiring bola, dan kerja kerasnya. Ia sering ditugaskan untuk membuka ruang dan menciptakan tekanan kepada pertahanan lawan dengan larinya yang eksplosif. Walau kadang dikritik karena kurang klinis dalam penyelesaian akhir, ia juga menjadi andalan utama pelatih-pelatih Bilbao.
Di era pelatih Ernesto Valverde, Iñaki kembali ke peran sayap kanan, yang membuatnya lebih leluasa dalam memanfaatkan kecepatan. Sementara adiknya, yaitu Nico Williams, yang juga bermain untuk klub Athletic Bilbao, mulai berbagi beban di lini depan, keduanya bisa menjadi duet yang mematikan.
Komitmen kepada Klub
Di tengah godaan besar dari klub-klub top Eropa, Iñaki Williams jauh lebih memilih untuk bertahan di Athletic Bilbao. Ia ini pernah memperpanjang kontraknya hingga 2028, yang menunjukkan kesetiaan yang sangat langka di sepak bola modern. Dalam berbagai wawancara, ia menyatakan bahwa Bilbao adalah rumahnya dan bahwa ia bangga menjadi bagian dari warisan klub yang unik dan bersejarah.
Athletic Bilbao ini sendiri adalah salah satu dari sedikit klub Eropa yang mempertahankan kebijakan merekrut hanya pemain berdarah Basque. Dalam konteks yang satu ini, Williams juga telah menjadi simbol bagaimana klub ini bisa tetap bersaing di level tertinggi tanpa harus mengorbankan identitas.
Warisan dan Masa Depan
Kini di usia 30 tahun, Iñaki Williams tetap menjadi bagian penting Bilbao. Ia membantu tim mencapai final Copa del Rey beberapa kali dan telah menjadi panutan bagi pemain muda. Kepemimpinannya di lapangan dan dedikasi kepada tim membuatnya sangat dihormati oleh fans dan rekan tim di Bilbao.
Jika terus bertahan hingga pensiun di San Mamés, Williams bisa dikenang sebagai salah satu legenda klub. Dalam dunia yang terus berubah, kisah Iñaki Williams bersama Athletic Bilbao juga adalah bukti bahwa loyalitas, kerja keras, dan cinta kepada klub masih punya tempat yang kuat dalam sepak bola.