Pelatih Chivu Sudah Mulai Membuat Taktik Baru di Inter Milan

Pelatih Chivu Sudah Mulai Membuat Taktik Baru di Inter Milan. Cristian Chivu mulai tunjukkan tanda-tanda perubahan di Inter Milan sejak ambil alih skuad pada Juni 2025, pasca-kepindahan Simone Inzaghi ke Al Hilal. Di sesi latihan minggu ini menjelang laga Serie A lawan Bologna pada 28 September, Chivu sudah terapkan elemen taktik baru yang bikin pemain seperti Federico Dimarco dan Denzel Dumfries terlihat lebih lincah. Nerazzurri, yang sempat ketinggalan enam poin dari Napoli di awal musim, kini mulai kejar defisit berkat tiga kemenangan beruntun—termasuk 2-0 atas Atalanta akhir pekan lalu. Chivu, mantan bek legendaris klub, bilang di konferensi pers kemarin, “Kami tak buang fondasi Inzaghi, tapi tambah fleksibilitas supaya tak mudah dibaca lawan.” Ini jadi awal era baru bagi Inter, yang targetkan gelar Serie A dan lolos grup Liga Champions musim 2025-26. BERITA BOLA

Siapa Itu Pelatih Chivu: Pelatih Chivu Sudah Mulai Membuat Taktik Baru di Inter Milan

Cristian Chivu, 44 tahun, adalah putra Romawi yang lahir di Reșița pada 26 Oktober 1980. Karier pemainnya brilian: mulai dari Steaua București, meledak di Ajax di mana ia jadi kapten termuda klub pada usia 21 tahun, lalu pindah ke Roma sebelum gabung Inter Milan pada 2007. Di Nerazzurri, Chivu main 150 kali, raih treble 2010 di bawah Jose Mourinho—termasuk gol krusial di semifinal Liga Champions lawan Barcelona. Sebagai bek serba bisa, ia kuat di duel udara dan akurat passing, gaya yang kini ia ajarkan ke skuad.

Pasca-pensiun 2014, Chivu langsung gabung akademi Inter sebagai pelatih U-14, naik ke U-18 dan Primavera. Ia bawa tim muda juara Viareggio Cup 2022 dan Scudetto Primavera 2023. Pengalaman senior pertamanya di Parma Februari 2025: selamatkan klub dari degradasi dengan 16 poin dari 13 laga, pakai 3-5-2 mirip Inzaghi. Juni 2025, Inter angkat ia sebagai pelatih utama dengan kontrak dua tahun, gantikan Inzaghi yang pergi setelah final Liga Champions kalah 5-0 dari PSG. Chivu pilih Inter karena “DNA Nerazzurri,” dan ia langsung pimpin tim di Club World Cup Juni lalu, lolos grup dengan tiga kemenangan.

Alasan Pelatih Ini Ingin Mengubah Taktik Inter Milan

Chivu ingin ubah taktik karena Inter musim lalu terlalu predictable, terutama di fase akhir Serie A dan Liga Champions. Di bawah Inzaghi, Nerazzurri dominan dengan 3-5-2—possession 58 persen rata-rata, tapi kalah di final UCL karena kurang variasi saat ditekan PSG. Chivu lihat itu di laga Parma lawan Inter Maret lalu: “Mereka kuat, tapi bisa dieksploitasi di transisi cepat.” Alasan utama: jadwal padat musim ini—Serie A, UCL, Coppa Italia, plus Club World Cup—butuh fleksibilitas untuk hindari kelelahan pemain kunci seperti Lautaro Martinez dan Hakan Çalhanoğlu.

Selain itu, rekrutan baru seperti Mehdi Taremi dan Piotr Zieliński belum maksimal karena sistem kaku. Chivu bilang, “Kami punya talenta, tapi harus adaptasi cepat supaya tak stuck di satu pola.” Hasil awal musim buruk—imbang dua laga pertama—bikin presiden Steven Zhang tekan untuk perubahan. Chivu juga ingin bangun identitas sendiri: “Saya hormati Inzaghi, tapi Inter butuh evolusi, bukan revolusi.” Ini sejalan dengan kegagalannya kejar Napoli yang juara musim lalu, di mana Inter kalah poin karena kurang variasi taktik di laga tandang.

Apa Taktik Baru Pelatih Chivu Untuk Inter Milan

Taktik baru Chivu bangun di atas 3-5-2 fondasi Inzaghi, tapi tambah fleksibilitas untuk bikin tim lebih dinamis. Intinya: back-three solid dengan Acerbi, Bastoni, dan Pavard, tapi wing-back seperti Dimarco dan Dumfries lebih maju untuk ciptakan overload di sayap—rata-rata 12 umpan silang per laga, naik dari 8 musim lalu. Ia perkenalkan switch ke 3-4-3 saat menyerang, dengan Zieliński drop sebagai false eight untuk bantu Çalhanoğlu, bikin lini tengah lebih kreatif. Di latihan minggu ini, Chivu tes pressing tinggi ala Mourinho, tapi dengan rotasi posisi: Martinez dan Thuram tukar peran untuk bingungkan bek lawan.

Subtle tweaks lain: lebih banyak set-piece variatif, seperti short corner yang lahirkan gol Thuram lawan Atalanta. Chivu juga pakai data analytics untuk personalisasi—misalnya, Taremi lebih sering di channel runs daripada hold-up play. Di Club World Cup, ia switch ke 3-4-1-2 saat lawan Monterrey, menang 3-1 berkat transisi cepat. Untuk Serie A, fokusnya adaptasi per lawan: lawan tim kuat seperti Juventus, ia pakai 5-3-2 defensif; lawan lemah, full attack. Hasilnya mulai kelihatan: Inter catatkan 2,5 gol per laga tiga pertandingan terakhir, dengan clean sheet dua kali. Chivu bilang, “Ini bukan perubahan total, tapi evolusi yang bikin kami tak terbaca.”

Kesimpulan: Pelatih Chivu Sudah Mulai Membuat Taktik Baru di Inter Milan

Cristian Chivu sudah mulai tanam benih taktik baru di Inter Milan, dan hasil awalnya menjanjikan—dari ketinggalan enam poin jadi kejar Napoli dengan momentum tiga kemenangan. Dengan fleksibilitas 3-5-2 yang dinamis, wing-back agresif, dan rotasi cerdas, ia bangun tim yang hormati warisan Inzaghi tapi punya identitas sendiri. Sebagai mantan pahlawan treble, Chivu paham DNA Nerazzurri: disiplin, tapi haus kemenangan. Menjelang Bologna, Inter tampak lebih tajam, dan dengan talenta seperti Martinez serta rekrutan baru, mimpi Scudetto 2025-26 makin dekat. Chivu bukan cuma pelatih, tapi jembatan masa lalu ke masa depan—San Siro siap rayakan evolusi ini.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *