Bojan Hodak Takjub Dengan Gaya Permainan Persib. Pekan kesepuluh Super League 2025/2026 baru saja usai, tapi sorotan masih tertuju pada Bojan Hodak, pelatih Persib Bandung yang kembali memukau dengan komentarnya pasca-laga tandang melawan Dewa United di Karawang pada 20 Oktober lalu. Maung Bandung, juara bertahan dua musim beruntun, meraup tiga poin krusial lewat kemenangan 2-0, dengan gol dari Tyronne del Pino di menit 34 dan Ciro Alves di babak akhir. Hodak, pria Kroasia berusia 53 tahun yang sudah dua tahun lebih tinggal di Bandung, tak henti-hentinya takjub dengan gaya permainan timnya sendiri. “Saya masih suka geleng-geleng kepala lihat bagaimana anak-anak ini main; efisien, cepat, dan tak kenal lelah,” katanya dalam konferensi pers virtual kemarin. Ungkapan ini datang di tengah persiapan laga besar kontra PSM Makassar akhir pekan ini, di mana Persib tempati posisi kedua klasemen dengan 19 poin, hanya terpaut dua dari pemuncak Borneo FC. Bagi Hodak, yang membawa Persib juara Liga 1 2023/2024 dan 2024/2025, gaya permainan ini bukan kebetulan, tapi hasil perpaduan mental juara dan taktik sederhana yang ia tanamkan sejak awal. INFO CASINO
Efisiensi Serangan: Senjata Utama Maung Bandung: Bojan Hodak Takjub Dengan Gaya Permainan Persib
Efisiensi serangan jadi aspek pertama yang bikin Hodak takjub, terutama setelah laga kontra Dewa United di mana Persib ciptakan 12 tembakan tapi konversi 16,7 persennya jadi gol—angka di atas rata-rata liga. Hodak selalu tekankan filosofi “gol dari peluang minim”, di mana timnya tak boros energi untuk penguasaan bola panjang, tapi langsung transisi ke depan lewat umpan vertikal. “Lihat Tyronne kemarin; satu sentuhan, lari, tembak—sederhana tapi mematikan,” ujarnya sambil tertawa. Statistik musim ini tunjukkan Persib cetak 18 gol dari 47 tembakan tepat sasaran, efisiensi 38 persen yang mirip rekor musim lalu saat juara dengan 54 gol dari 141 peluang. Ini beda dari era sebelumnya, di mana Persib sering mandul meski dominan possession. Hodak, dengan pengalaman dari liga Malaysia dan Kamboja, adaptasi taktik ini ke pemain lokal seperti Ciro Alves, yang sudah kontribusi lima gol dan tiga assist. “Saya takjub karena mereka paham insting ini tanpa banyak instruksi; seperti sudah lahir dengan naluri pembunuh,” tambahnya. Hasilnya, Persib jarang kebobolan saat unggul, hanya sekali di lima laga terakhir, buat gaya ini jadi fondasi dominasi.
Mental Juara: Fondasi Tak Tergoyahkan: Bojan Hodak Takjub Dengan Gaya Permainan Persib
Mental juara yang tangguh jadi elemen kedua yang bikin Hodak geleng kepala, terutama setelah drama imbang 2-2 kontra Persija Jakarta di Februari lalu, di mana Persib bangkit dari ketinggalan dua gol. “Anak-anak ini punya hati singa; tak pernah menyerah, bahkan saat tekanan tinggi,” katanya, merujuk momen ketika David da Silva samakan kedudukan di menit 89. Hodak sering cerita soal awal sulitnya di Persib: tiga laga awal musim 2023/2024 tanpa kemenangan, tapi kemudian 14 laga tak terkalahkan yang angkat mereka juara. Musim ini, tren serupa terulang; setelah kekalahan tipis dari Borneo di pekan kelima, Persib sapu bersih empat laga berikutnya. “Saya takjub lihat bagaimana mereka saling dukung di lapangan—bukan cuma skill, tapi jiwa tim,” tegas Hodak. Ini terbukti di AFC Champions League 2, saat imbang 1-1 lawan Lion City Sailors meski dominan; Hodak puji Saddil Ramdani yang cetak gol pembuka dari serangan balik. Mental ini lahir dari sesi latihan intensif Hodak, campur drill fisik dan psikologi, hasilkan rekor 18 laga tanpa kalah musim lalu. Bagi pelatih yang pernah tangani tim nasional Kamboja, ini unik di sepak bola Indonesia.
Atmosfer dan Dukungan Suporter: Bumbu Ajaib
Takjub Hodak tak lengkap tanpa sebut atmosfer Bandung, yang ia anggap bumbu ajaib gaya permainan Persib. Pasca-imbang dramatis kontra Persita Tangerang 2-2 di Mei lalu—saat pesta juara sudah di depan mata—ia bilang, “Suporter ini luar biasa; mereka dorong tim main lebih dari 100 persen.” Stadion Gelora Bandung Lautan Api, rumah Persib, selalu penuh 30 ribu penonton, ciptakan tekanan positif yang bikin pemain lebih tajam. Hodak ingat pesta juara 2024/2025 di GBLA, pertama kali Persib angkat trofi di kandang setelah puluhan tahun, dengan kemenangan 3-2 atas Persis Solo. “Saya takjub lihat bagaimana bobotoh nyanyi sepanjang laga; itu ubah energi tim jadi gol,” ujarnya. Musim ini, dukungan ini terasa di laga tandang seperti Karawang, di mana ribuan suporter ikut berangkat dan bikin Persib main seperti di rumah. Hodak adaptasi gaya permainan untuk manfaatkan ini: pressing tinggi di kandang, serangan balik di luar, hasilkan clean sheet di tiga dari empat laga kandang. “Di Eropa, suporter bagus, tapi di sini beda—mereka bagian dari tim,” tambahnya, soroti parade juara di Jalan Wastukencana yang dihadiri puluhan ribu warga.
Kesimpulan
Ungkapan takjub Bojan Hodak atas gaya permainan Persib Bandung jadi pengingat manis di awal musim 2025/2026 ini, di mana Maung Bandung sudah tunjukkan gigi juara lagi. Dari efisiensi serangan yang mematikan, mental tak tergoyahkan, hingga atmosfer suporter yang membara, semuanya jadi resep sempurna yang ia racik. Dengan dua gelar berturut-turut sebagai modal, Hodak yakin timnya siap ulang prestasi, apalagi jelang laga kontra PSM yang bisa teguhkan posisi atas. Bagi sepak bola Indonesia, cerita ini inspiratif: pelatih asing yang jatuh cinta pada liga lokal, dan tim yang main bukan cuma untuk menang, tapi untuk hibur jutaan hati. Persib, di bawah Hodak, bukan lagi sekadar klub—tapi fenomena.