Juventus Sudah Menunjuk Luciano Spalletti Menjadi Pelatih

Juventus Sudah Menunjuk Luciano Spalletti Menjadi Pelatih. Juventus resmi menunjuk Luciano Spalletti sebagai pelatih baru pada 30 Oktober 2025, mengakhiri periode gelap di bawah Igor Tudor. Pada usia 66 tahun, Spalletti tanda tangan kontrak hingga Juni 2026, dengan opsi perpanjangan jika tim lolos ke Liga Champions musim depan. Langkah ini datang setelah kekalahan 1-0 dari Lazio akhir pekan lalu, yang bikin Juventus tanpa kemenangan delapan laga beruntun—termasuk tiga kekalahan telak dalam seminggu. Tudor dipecat Senin pagi, sementara pelatih sementara Massimo Brambilla selamatkan muka dengan menang 3-1 atas Udinese Rabu malam. Spalletti, yang baru saja dipecat dari timnas Italia Juni lalu, langsung jadi pilihan utama klub. “Juventus adalah klub hebat dengan sejarah besar,” katanya saat pengumuman. Ini bukan sekadar pergantian kursi, tapi harapan baru bagi Bianconeri yang kini peringkat tujuh Serie A, tertinggal sembilan poin dari Napoli pemuncak. REVIEW CASINO

Alasan Pemecatan Tudor dan Krisis Juventus: Juventus Sudah Menunjuk Luciano Spalletti Menjadi Pelatih

Keputusan memecat Tudor tak datang tiba-tiba. Setelah mulai musim dengan dua kemenangan, Juventus ambruk: seri tiga kali, kalah lima, termasuk 1-0 dari Como, 2-0 dari Real Madrid di Liga Champions, dan Lazio yang jadi puncaknya. Delapan laga tanpa menang bikin semangat tim anjlok—penguasaan bola rata-rata 55 persen, tapi gol cuma enam. Tudor, yang datang dari Marseille musim panas, gagal atur taktik: formasi 3-5-2-nya sering bocor di sayap, dan komunikasinya dengan direktur Francois Modesto bentrok soal transfer dan staf. Bahkan, Tudor sempat buka sesi latihan untuk broadcaster, yang malah bikin pemain kurang fokus.

Direktur Cristiano Giuntoli, yang rekrut Tudor, terima kritik keras dari suporter. Klub di bawah John Elkann lagi bangun ulang pasca era Agnelli yang penuh skandal keuangan, tapi hasil lapangan tak kunjung membaik. Kekalahan Lazio tinggalkan Juventus di posisi tujuh, jauh dari target scudetto. Brambilla, yang biasa latih tim cadangan, beri angin segar dengan kemenangan atas Udinese—gol dari Vlahovic dan dua dari Fagioli—tapi itu cuma sementara. Pemilihan Spalletti jadi jawaban cepat: ia kandidat pertama sejak Tudor jatuh, dan negosiasi rampung dalam dua hari. Klub harap ia bawa mental juara, seperti saat pimpin Napoli raih gelar 2023.

Rekam Jejak Spalletti yang Mengesankan: Juventus Sudah Menunjuk Luciano Spalletti Menjadi Pelatih

Luciano Spalletti bukan nama asing di Italia. Kariernya panjang lebih dari tiga dekade: mulai dari Empoli 1993, Sampdoria, Venezia, hingga dua periode di Udinese dan Roma. Di Roma, ia bawa tim ke semifinal Liga Champions 2018, kalahkan Barcelona 4-0 agregat—salah satu kejutan terbesar Eropa. Kemudian, di Inter Milan 2017-2019, ia angkat skuad dari posisi enam jadi runner-up Serie A. Puncaknya di Napoli 2021-2023: gelar scudetto pertama setelah 33 tahun, dengan formasi 4-3-3 menyerang yang cetak 77 gol musim itu. Ia juga menang dua gelar liga Rusia bareng Zenit St. Petersburg 2009-2014.

Tapi tak sempurna. Di timnas Italia, Spalletti gagal: tersingkir 16 besar Euro 2024 dan kalah 3-0 dari Norwegia di kualifikasi Piala Dunia Juni 2025, bikin ia dipecat. Meski begitu, pengalamannya di Serie A—lima klub besar—bikin ia cocok untuk Juventus. Ia bilang, “Saya ingin perbaiki apa yang salah baru-baru ini,” merujuk kegagalan Italia. Gaji €3 juta hingga akhir musim jadi taruhan: ia harus hasilkan poin cepat, atau opsi perpanjangan hilang. Suporter langsung sambut hangat—ia paham DNA Juventus: disiplin, pressing tinggi, dan serangan balik tajam.

Tantangan Awal Spalletti di Juventus

Spalletti langsung hadapi ujian berat. Debutnya akhir pekan ini tandang ke Cremonese, tim yang lagi on fire di kandang dengan tiga clean sheet beruntun. Kemudian, jadwal padat: Liga Champions kontra tim Jerman pekan depan, diikuti derby kontra Torino akhir November. Juventus punya skuad potensial—Vlahovic cetak lima gol musim ini, McKennie solid di lini tengah, tapi pertahanan bocor: kebobolan 12 gol dari delapan laga. Spalletti harus putuskan taktik: tetap 3-5-2 Tudor atau balik ke 4-3-3 andalannya? Fokus awal di pertahanan: ia mungkin geser Bremer ke kanan dan pasang Gatti sebagai stopper.

Pemain seperti Weston McKennie, kontrak habis 2026, bisa untung dari Spalletti—ia suka gelandang box-to-box yang adaptif. Tapi tantangan lain: semangat tim yang pudar pasca skandal keuangan, plus cedera Locatelli dan Kostic. Spalletti harus bangun kepercayaan sejak hari pertama di Continassa Jumat ini. Ia rencanakan sesi latihan intensif fokus pressing dan transisi, mirip suksesnya di Napoli. Jika menang tiga laga awal, posisi tujuh bisa naik ke empat—cukup untuk Champions League. Tapi kekalahan lagi? Tekanan dari Elkann dan Giuntoli bakal naik.

Kesimpulan

Penunjukan Luciano Spalletti sebagai pelatih Juventus jadi langkah berani di tengah krisis. Dari pemecatan Tudor yang terburu-buru hingga harapan baru dari sang veteran, klub ini cari jalan kembali ke puncak. Rekam jejak Spalletti di Serie A tunjukkan ia bisa bangkitkan tim mandul, tapi tantangan awal di Cremonese dan seterusnya jadi kunci. Dengan skuad berbakat tapi rapuh, ia harus cepat terapkan visi menyerangnya sambil perbaiki mental. Bagi suporter, ini peluang emas: Spalletti paham Italia lebih dari siapa pun. Jika sukses, Juventus bisa saingi Napoli; jika gagal, musim ini tambah panjang. Yang pasti, di usia 66, Spalletti siap buktiin ia masih lapar kemenangan—dan Juventus butuh itu sekarang.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *