Carragher Menyebut Nama Granit Xhaka Pembelian Terbaik

Carragher Menyebut Nama Granit Xhaka Pembelian Terbaik. Di tengah persaingan sengit Premier League yang baru memasuki pekan kesepuluh, nama Granit Xhaka kembali mencuri perhatian. Mantan gelandang Arsenal yang kini memimpin lini tengah Sunderland sebagai kapten disebut-sebut sebagai pembelian terbaik musim panas ini oleh Jamie Carragher, legenda Liverpool yang tak segan beri pujian lintas klub. Pernyataan ini muncul usai laga imbang 1-1 Sunderland kontra Everton akhir pekan kemarin, di mana Xhaka cetak gol penyeimbang lewat defleksi cerdik. Sunderland, yang baru promosi, kini bertengger di posisi keempat klasemen dengan 18 poin dari 10 laga—prestasi yang tak terbayang tanpa kontribusi sang Swiss. Carragher, dalam analisisnya, bilang Xhaka bukan cuma bagus, tapi “head and shoulders above everyone” di lapangan. Bagi tim Black Cats yang haus stabilitas, kedatangan Xhaka seperti angin segar. Bagaimana cerita lengkapnya? Mari kita telusuri dari transfer musim panas hingga dampaknya di lapangan hijau. REVIEW KOMIK

Latar Belakang Transfer Xhaka ke Sunderland: Carragher Menyebut Nama Granit Xhaka Pembelian Terbaik

Granit Xhaka tiba di Sunderland musim panas lalu dengan biaya transfer sekitar 25 juta poundsterling dari Bayer Leverkusen, klub Jerman yang ia bantu juara Bundesliga musim sebelumnya. Kepindahannya ke Stadion of Light bukan tanpa kontroversi; usia 33 tahun membuat banyak yang ragu apakah ia bisa adaptasi dengan intensitas Premier League lagi. Tapi, pelatih Sunderland, Regis Le Bris, langsung jadikan Xhaka kapten, mengandalkan pengalaman 400-an laga di level elitnya. Xhaka sendiri bilang, “Saya datang untuk bangun sesuatu yang baru, bukan cuma main-main.” Di Leverkusen, ia sudah bukti kelasnya dengan 10 gol dan 11 assist di musim 2024-2025, tapi pencapaian itu justru bikin Sunderland tergiur.

Transfer ini bagian dari strategi rebuild Black Cats pasca-promosi via playoff Championship. Mereka rekrut Xhaka untuk jadi jangkar lini tengah, lengkap dengan pemimpin yang bisa angkat moral tim muda. Sejak debutnya di pekan pembuka melawan tim papan atas, Xhaka langsung tunjukkan nilai: akurasi passing 92 persen, rata-rata 2,5 tekel per laga, dan visi distribusi bola yang bikin serangan tim lebih lancar. Sunderland yang dulu kesulitan jaga possession kini rata-rata kuasai bola 55 persen per laga—kenaikan signifikan. Fakta ini bikin Carragher, yang biasanya kritis, langsung angkat topi. Bagi Xhaka, ini babak baru setelah tiga tahun intens di Arsenal dan Leverkusen; ia bilang adaptasi ke cuaca Inggris yang basah justru bikin ia lebih tajam.

Pujian Carragher yang Langsung Viral: Carragher Menyebut Nama Granit Xhaka Pembelian Terbaik

Jamie Carragher tak main-main saat beri gelar “pembelian terbaik musim ini” pada Xhaka. Dalam komentar pasca-laga Sunderland vs Everton, Carragher bilang, “Xhaka luar biasa malam ini. Bukan cuma golnya, tapi ia di atas semua orang di lapangan.” Gol itu lahir dari tendangan bebas cerdas yang defleksi bek Everton, James Tarkowski, dan luput dari pandangan kiper Jordan Pickford—momen yang Carragher sebut “membunuh” peluang tuan rumah. Pernyataan ini langsung viral di media sosial, dengan ribuan penggemar Sunderland bagikan klip analisisnya. Carragher, yang punya rivalitas lama dengan Arsenal, justru puji mantan musuhnya ini karena kontribusi holistik: Xhaka tak cuma bertahan, tapi juga ciptakan peluang dengan umpan panjang akuratnya.

Ini bukan pertama kalinya Carragher soroti Xhaka. Di awal musim, ia sudah prediksi Sunderland aman dari degradasi berkat rekrutan ini. Pujian ini spesial karena datang dari mantan bek tangguh yang paham tekanan kaptenan. Xhaka sendiri respons rendah hati: “Pujian dari Carragher berarti banyak, tapi tim yang utama.” Laga Everton jadi pembuktian; Sunderland unggul penguasaan bola 58 persen, dan Xhaka menang 78 persen duel tanah—statistik yang bikin lawan frustrasi. Bagi Carragher, Xhaka beda dari striker mahal seperti yang dibeli klub besar; ia “value for money” yang bawa dampak instan ke tim kecil.

Dampak Xhaka terhadap Performa dan Masa Depan Sunderland

Kedatangan Granit Xhaka ubah wajah Sunderland secara drastis. Dari tim yang finis ke-16 di Championship musim lalu, kini mereka di top four, cuma tertinggal tiga poin dari pemimpin klasemen. Di sepuluh laga, Xhaka starter sembilan kali, kontribusi tiga gol dan empat assist, plus jadi pemimpin taktik yang bikin tim lebih kompak. Lini tengah yang dulu lemah kini solid; rata-rata kebobolan turun dari 1,5 jadi 0,9 per laga. Rekan setim seperti gelandang muda Jack Clarke bilang, “Granit ajarin kami main dengan kepala dingin, bukan emosi.” Ini krusial untuk tim promosi yang sering kewalahan di awal musim.

Lebih luas, Xhaka jadi inspirasi bagi talenta lokal Sunderland. Ia sering pimpin sesi latihan, bagikan pengalaman dari Piala Dunia dan Euro, bikin skuad lebih percaya diri. Dampaknya terlihat di laga-laga tandang: tiga kemenangan dari lima kunjungan, termasuk lawan tim besar. Carragher prediksi, jika tren ini lanjut, Sunderland bisa finis mid-table aman. Tantangan ke depan: jadwal padat November dengan derby kontra Newcastle dan laga Eropa potensial. Tapi dengan Xhaka sebagai jangkar, peluang bertahan di Premier League naik drastis. Bagi klub, investasi ini sudah balik modal; tiket penonton naik 20 persen sejak ia datang.

Kesimpulan

Pernyataan Jamie Carragher yang sebut Granit Xhaka sebagai pembelian terbaik musim ini bukan sekadar pujian kosong—ia cerminkan realitas transformasi Sunderland. Dari transfer cerdas musim panas hingga gol krusial lawan Everton, Xhaka bukti bahwa pengalaman dan kepemimpinan bisa angkat tim mana pun. Bagi Black Cats, ia bukan cuma pemain, tapi katalisator mimpi bertahan di elit. Musim masih panjang, tapi dengan Xhaka di tengah, Sunderland siap hadapi badai apa pun. Penggemar tinggal nikmati perjalanan ini, sambil harap pujian Carragher jadi awal cerita sukses besar. Sepak bola memang begitu: satu nama bisa ubah segalanya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *