MOTM Pertandingan AC Milan vs Fiorentina. Rafael Leão dinobatkan sebagai Man of the Match dalam kemenangan krusial AC Milan 2-1 atas Fiorentina pada Minggu malam, 19 Oktober 2025, di San Siro. Brace Leão—gol pertama dari luar kotak penalti di menit 55 dan penalti dingin di menit 86—bukan hanya angkat Milan ke puncak Serie A musim 2025/26 dengan 16 poin dari tujuh laga, tapi juga hentikan start lambat tim. Ini start pertamanya setelah absen enam laga karena cedera, dan performa itu langsung ubah narasi: dari pemain ragu jadi pahlawan. Penghargaan MOTM, dipilih panel analis dan fans, beri rating 9.5—tertinggi pekan ini—karena ia ciptakan keseimbangan serangan dan pertahanan. Di bawah Massimiliano Allegri, kemenangan ini jadi yang keempat beruntun Milan atas Fiorentina, tapi Leão yang jadi bintang utama di laga penuh tekanan ini. REVIEW FILM
Kontribusi Ofensif Leão yang Dominasi Sisi Kiri: MOTM Pertandingan AC Milan vs Fiorentina
Leão tak sekadar cetak gol; ia kendalikan setiap serangan dari sayap kiri. Dalam 85 menit bermain, ia catat empat tembakan—dua on-target—dengan efisiensi xG 1.1, tertinggi di lapangan. Gol pertamanya, sepakan melengkung 25 meter yang lewati kiper Fiorentina, lahir dari dribel solo melewati dua bek dengan kecepatan 35 km/jam. Statistik dribel suksesnya 65 persen, paksa Fiorentina mundur dan beri ruang untuk rekan seperti Luka Modrić. Di babak pertama, Milan tertinggal 0-1 akibat sundulan Robin Gosens, tapi Leão ciptakan tiga key passes yang hampir jadi gol, termasuk umpan silang ke Santiago Giménez. Ini beda dengan musim lalu, di mana ia kesulitan adaptasi pasca-cedera; kini, ia rata-rata 0.8 gol per laga start. Allegri puji ia sebagai “mesin yang kembali nyala,” karena 45 persen serangan Milan musim ini libatkan sentuhannya. Kontribusi ini krusial di laga tandingan kuat, di mana Fiorentina punya penguasaan bola 55 persen tapi peluang minim berkat pressing Leão yang intersepsi empat bola di sepertiga akhir.
Momen Heroik Brace dan Dampak Emosionalnya: MOTM Pertandingan AC Milan vs Fiorentina
Brace Leão jadi puncak drama laga ini, tapi itu hasil insting tajam yang ubah momentum. Equalizer di menit 55 datang saat Milan butuh dorongan; ia ambil bola dari Modrić, potong masuk, dan lepaskan tembakan keras yang tak tertangkap kiper—gol pertamanya di Serie A sejak 2023. Babak kedua makin panas: penalti di menit 86, dipicu pelanggaran atas Giménez, ditendang Leão ke sudut kanan dengan tenang, meski kiper tebak arah. Rayakannya sederhana—peluk rekan dan tunjuk ke tribun—tapi emosionalnya dalam: San Siro bergemuruh, angkat moral tim setelah start musim goyah. Dampaknya langsung: Fiorentina, yang tanpa kemenangan musim ini, terperosok ke zona degradasi dengan tiga poin. Leão, usia 26, tunjukkan mental juang; ia cover 11 kilometer, tertinggi timnya, dan blok satu tembakan di pertahanan. Momen ini mirip brace ikoniknya lawan Inter 2022, tapi kali ini lebih personal—dedikasi untuk keluarga pasca-cedera. Di derby potensial seperti ini, brace-nya tak hanya tambah poin, tapi bangkitkan Rossoneri yang sempat ragu di bawah Allegri.
Perbandingan dengan Pemain Lain dan Mengapa Leão Unggul
Ada kandidat kuat seperti Modrić—baru bergabung, catat 92 persen akurasi umpan dan assist untuk gol pertama, rating 8.2—atau Giménez yang provokasi penalti dengan energi Meksiko-nya, ciptakan dua peluang. Di kubu Fiorentina, Nicolás González layak puji dengan gol pembuka dan duel fisik menang 70 persen, tapi timnya pincang tanpa kreativitas. Panel pilih Leão karena dampak total: ia ubah skor dari 0-1 jadi 2-1, sementara Modrić lebih jangkar. Giménez efisien tapi main 60 menit saja; Leão pegang kendali penuh. Rating 9.5-nya kalahkan rata-rata pekan ini (7.8), karena gabungkan ofensif dan defensif—intersepsi tiga bola, kontras dengan González yang kalah dribel 50 persen lawan Leão. Ini tunjukkan kelasnya sebagai winger komplet; musim lalu nominasi Ballon d’Or, kini ia pilar Milan dengan 63 gol karir liga. Perbandingan ini akui skuad Allegri seimbang, tapi Leão yang beda: ia tak bergantung tim, ciptakan peluang dari ketiadaan, sesuatu yang langka di Serie A kompetitif.
Kesimpulan
Rafael Leão sebagai MOTM AC Milan vs Fiorentina adalah cerita kembalinya raja ke singgasana. Dari kontribusi ofensif dominan hingga brace heroik yang picu euforia San Siro, ia tak hanya bawa tiga poin tapi juga posisi puncak klasemen. Meski Modrić dan Giménez bersinar, Leão unggul di momen krusial yang tentukan laga ketat. Kemenangan 2-1 ini suntik semangat bagi Milan di perburuan Scudetto, dan Leão jadi simbol prime-nya. Bagi penggemar, ini pengingat bahwa sepak bola Italia penuh talenta seperti ini—cepat, cerdas, dan tak terhentikan. Musim 2025/26 masih panjang, tapi malam ini sudah catat babak indah, dengan Leão di pusatnya.