Ruben Amorim Kesal Usai Timnya Imbang dari Fulham. Manchester United kembali gagal meraih kemenangan di pekan kedua Premier League 2025/26 setelah bermain imbang 1-1 melawan Fulham di Craven Cottage pada 24 Agustus 2025. Hasil ini membuat pelatih Ruben Amorim tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya, terutama karena timnya kehilangan poin penting dalam laga yang seharusnya bisa dimenangkan. United, yang masih mencari ritme di bawah asuhan Amorim, kini berada di posisi sulit di papan bawah klasemen. Apa yang membuat laga ini berakhir imbang, dan bagaimana respons fans? Mari kita ulas lebih dalam. BERITA BOLA
Siapakah Ruben Amorim
Ruben Amorim adalah pelatih asal Portugal yang menukangi Manchester United sejak November 2024, menggantikan Erik ten Hag. Lahir pada 27 Januari 1985 di Lisboa, Amorim memiliki karier bermain yang solid sebagai gelandang untuk Belenenses dan Benfica, meraih tiga gelar Primeira Liga. Setelah pensiun pada 2017, ia beralih ke dunia kepelatihan dan meraih sukses besar bersama Sporting CP, memenangkan dua gelar liga Portugal, termasuk mengakhiri paceklik gelar selama 19 tahun pada 2020/21. Dikenal dengan formasi 3-4-3 dan pendekatan taktis yang fleksibel, Amorim diharapkan membawa United kembali ke papan atas. Namun, start buruknya di musim 2024/25, dengan hanya empat poin dari enam laga terakhir dan kekalahan di final Europa League melawan Tottenham, membuatnya berada di bawah tekanan besar untuk segera membuktikan diri di Old Trafford.
Kenapa MU Bisa Seri Dengan Fulham
Laga melawan Fulham menunjukkan kelemahan Manchester United dalam hal penyelesaian akhir dan soliditas pertahanan. United unggul lebih dulu di babak pertama melalui gol bunuh diri bek Fulham, Rodrigo Muniz, setelah umpan silang Matheus Cunha. Namun, peluang emas untuk memperbesar keunggulan gagal dimanfaatkan saat Bruno Fernandes melewatkan penalti di menit ke-35, dengan tendangannya melambung jauh di atas mistar. Insiden sebelum penalti, di mana wasit Chris Kavanagh tanpa sengaja menabrak Fernandes, juga menjadi sorotan karena mengganggu konsentrasi sang kapten. Di babak kedua, Fulham memanfaatkan kelemahan United dalam menghadapi bola mati, dengan Emile Smith Rowe menyamakan kedudukan lewat sundulan dari tendangan sudut di menit ke-62. United mencatatkan penguasaan bola 58% dan 12 tembakan, tetapi hanya tiga yang tepat sasaran, menunjukkan kurangnya ketajaman di lini depan. Kiper Altay Bayindir, yang kembali menjadi starter, tampil solid dengan tiga penyelamatan, tetapi rapuh dalam situasi bola mati, yang menjadi penyebab gol Fulham. Amorim, dalam konferensi pers pasca-laga, mengeluhkan kurangnya intensitas timnya di babak kedua dan kegagalan menjaga keunggulan, menyebut hasil ini sebagai “langkah mundur” dalam perjalanan mereka.
Tanggapan Semua Fans MU Atas Pertandingan Ini
Respons fans Manchester United atas hasil imbang ini bercampur antara kekecewaan dan dukungan untuk proyek jangka panjang Amorim. Banyak pendukung yang mengungkapkan frustrasi di media sosial, terutama menyoroti kegagalan penalti Fernandes dan kelemahan berulang dalam menghadapi bola mati, yang telah menghantui United sejak musim lalu. Seorang fans menulis di platform X, “Fernandes harus lebih klinis, dan pertahanan kita terlalu lelet di set-piece!” Namun, sebagian fans tetap optimis, memuji semangat tim di babak pertama dan mendesak kesabaran untuk Amorim. “Ini musim transisi, beri waktu untuk Amorim membangun timnya,” tulis seorang pendukung lainnya. Beberapa fans juga memuji performa Matheus Cunha, yang nyaris mencetak gol melalui tendangan jarak jauh, dan meminta United untuk lebih memanfaatkan pemain baru seperti Benjamin Sesko. Meski begitu, tekanan semakin meningkat, dengan sebagian fans mempertanyakan keputusan Amorim mencadangkan Andre Onana dan kurangnya perubahan taktis di babak kedua. Dukungan untuk Amorim tetap ada, tetapi fans menuntut hasil nyata, terutama dengan laga sulit melawan Burnley yang menanti.
Kesimpulan: Ruben Amorim Kesal Usai Timnya Imbang dari Fulham
Kekecewaan Ruben Amorim usai hasil imbang melawan Fulham mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Manchester United dalam membangun kembali identitas mereka. Kegagalan memanfaatkan peluang dan kelemahan dalam situasi bola mati menjadi penyebab utama hasil seri, menambah tekanan pada Amorim untuk segera menemukan solusi. Respons fans yang terbagi menunjukkan bahwa meski ada harapan untuk proyek jangka panjang Amorim, kesabaran mereka mulai menipis setelah dua laga tanpa kemenangan. United kini berada di persimpangan kritis: mereka harus memperbaiki ketajaman serangan dan soliditas pertahanan untuk menghindari musim yang lebih buruk. Dengan bursa transfer masih terbuka, Amorim mungkin akan mencari tambahan pemain untuk memperkuat skuad, tetapi keberhasilan jangka pendek bergantung pada kemampuan timnya bangkit dari kekecewaan ini. Akankah United menemukan ritme mereka di bawah asuhan Amorim, atau justru terus terpuruk? Laga berikutnya akan menjadi ujian besar bagi Setan Merah.