Ultras dalam Sepak Bola

Ultras dalam Sepak Bola. Dunia sepak bola ini mengenal berbagai jenis supporter, tetapi tidak ada yang seintens dan sepenuh hati seperti Ultras, kelompok supporter yang mengubah tribun menjadi panggung teatrikal. Mereka bukan sekadar penonton, melainkan aktor utama yang akan menciptakan atmosfer magis di stadion. Artikel ini akan mengupas sejarah, filosofi, dan pengaruh gerakan Ultras didalam sepak bola modern.

Asal-Usul Gerakan Ultras

Ultras muncul pertama kali di Italia pada akhir 1960-an, terinspirasi oleh:

  • Kultur tifosi (supporter fanatik) Italia
  • Pengaruh politik sayap kiri dan kanan yang kuat saat itu
  • Protes sosial terhadap komersialisasi sepak bola

Kelompok Ultras pertama yang tercatat ini sendiri adalah Fedelissimi Granata (Torino FC, 1951), akan tetapi gerakan ini baru meluas pada tahun 1970-an yang lalu di beberapa klub-klub seperti berikut!!:

  • AC Milan (Fossa dei Leoni)
  • Inter Milan (Boys San)
  • AS Roma (Fedayn)

Filosofi dan Identitas Ultras

Ultras bukan sekadar kumpulan fans, melainkan komunitas dengan nilai-nilai khusus:

Loyalitas Tanpa Batas

  • Mendukung tim dalam kondisi apa pun
  • Tidak pernah meninggalkan pertandingan sebelum berakhir

Otonomi dan Anti-Komersialisme

  • Menolak sponsor klub yang dianggap merusak identitas
  • Membuat merchandise sendiri (bendera, scarf, sticker)

Kreativitas Visual dan Suara

  • Tifos: Display raksasa di tribun (bisa mencapai 100m²)
  • Choreo: Koreografi manusia
  • Chants: Nyanyian terus-menerus selama 90 menit

Seni Pertunjukan Ultras

Ultras mengubah tribun menjadi galeri seni hidup:

Tifos Spektakuler

  • AS Roma (2014): Tifo bergambar serigala sepanjang 150m
  • Borussia Dortmund (2018): Gambar astronaut dengan tulisan “To the Stars”

Nyanyian Khas

  • Napoli: “‘O surdato ‘nnammurato” (lagu cinta jadi chant perang)
  • Galatasaray: “Welcome to Hell” (untuk tim tamu)

Pyrotechnics

  • Flares: Asap warna-warni
  • Smoke bombs: Menciptakan efek dramatis
  • Sparklers: Untuk momen spesial
  • Catatan: Penggunaan pyro dilarang di banyak liga tetapi dipraktikkan secara underground.

Kontroversi dan Sisi Gelap

Gerakan Ultras tidak lepas dari masalah:

Kekerasan

  • Derby della Madonnina (AC Milan vs Inter): 300+ kasus bentrokan sejak 2000
  • Perang antar-Ultras di Yunani dan Turki

Politik Ekstrem

  • Lazio (Irriducibili): Simbolis fasis
  • Pauli (Ultras): Anarkis kiri

Konflik dengan Klub

  • Besiktas 2017: Ultras boikot karena kebijakan tiket
  • Olympique Marseille 2019: Protes terhadap manajemen

Ultras Terkenal di Dunia

Eropa

  • Ultras Surreal Madrid (Real Madrid): Tifos paling kreatif
  • Red Star Belgrade (Delije): Atmosfer paling menakutkan
  • Ultras Celtic (Green Brigade): Kombinasi musik dan politik

Amerika Selatan

  • La Doce (Boca Juniors): Nyanyian nonstop 90 menit
  • Torcida Jovem (Flamengo): 30.000 anggota

Asia

  • Ultras Templi (Persija Jakarta): Tifos terbaik di ASEAN
  • Blue Wings (Ulsan Hyundai): Disiplin ala militer

Pengaruh Ultras pada Sepak Bola Modern

Atmosfer Pertandingan

  • Meningkatkan pengalaman penonton
  • Menciptakan “home advantage” psikologis

Tekanan pada Pemain

  • Pemain seperti Totti dan Gerrard mengakui dukungan Ultras memberi energi ekstra

Perlawanan terhadap Modernisasi

  • Protes terhadap VAR, jadwal TV, dan harga tiket

Masa Depan Gerakan Ultras

  1. Digitalisasi: Koordinasi via encrypted apps (Telegram, Signal)
  2. Global Network: Aliansi antar-Ulras di Eropa dan Amerika Latin
  3. Seni yang Lebih Kompleks: Projection mapping dan drone light show

Kesimpulan: Ultras dalam Sepak Bola

Ultras adalah fenomena yang sangat unik di persimpangan sepak bola, seni, dan juga politik. Mereka menjaga roh asli sepak bola sebagai olahraga rakyat, meski sering berkonflik dengan otoritas. Di era komersialisasi dunia sepak bola, Ultras ini tetap menjadi suara perlawanan yang tidak bisa diabaikan.

 

 

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *